Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Sabtu, 21 Agustus 2010

1000 KISAH TENTANG IBU




Namaku Ana Happy Rahayu. 19 tahun yang lalu aku dilahirkan di keluarga sederhana ini,  Alhamdulillah Allah memberikan karuniaNya sampai sekarang. Dan tentunya, aku sangat bangga, terlahir dari rahim wanita kuat dan mulia yang disebut IBU

Berbicara tentang Ibuku. tak akan ada habisnya.
Ibuku memang wanita paling kuat dan mulia yang dipilih Tuhan untuk ada di keluarga ini. Ibuku berjuang tanpa sosok ayah untuk kami.mengambil alih semua peran ayah. Dari mendidik, mencari nafkah, dan memberi semua yang terbaik demi kelangsungan hidup kami. benar benar Ibu yang sempurna buatku.
Ayah sudah terlebih dahulu berpulang ke pangkuanNya. Meninggalkan ibu, aku dan saudaraku, sejak aku baru merasakan indahnya dunia Sekolah Dasar.
Takkan pernah hilang dalam ingatan ini. Hari itu, 10 Desember 2006. dihari pertamaku bersekolah, aku berseragam dengan rapinya.tiba tiba seseorang yang tidak terlalu kukenal datang menjemputku ke sekolah, ia hanya mengucapkan “adek harus pulang, ayah sakit”
Tak ada fikiran lain yang mengganggu saat perjalanan pulang. Karma aku yang masih kecil belum mengerti betul dengan keadaan saat itu. Yang ku tau, rumahku ramai dengan orang orang berpakaian hitam, dan ibu menangis. Itu pertama kali aku melihat airmata ibu. Ibu tak banyak berbicara padaku. Aku pun semakin bingung. Kenapa ayah tidur dan dikelilingi orang orang itu? Kenapa ibu menangis? Otak kecilku belum mampu mencerna semuanya. Sampai akhirnya, ketika jasad ayah yang pucat kaku dimasukkan ke liang lahat itu, dan sedikit demi sedikit tertimbun tanah, aku memberanikan diri bertanya pada kakakku, “kak, kenapa ayah ditimbun tanah?” kakakku hanya menjawab lemah, “ayah udah ga ada” . jawaban yang semakin membuatku bingung..

Hari demi hari terlewati, minggu pertama, aku kecil masih rajin bertanya tentang ayahnya. Tentang ayahnya yang ga ada dirumah. tentang suara ayahnya yang tak terdengar lagi di sudut manapun..
Sejak saat itu, Ibu benar benar berjuang sendirian, menghidupi aku dan 5 saudaraku yang masih duduk di bangku sekolah, agar aku dan saudarku dapat hidup layak..
tak dapat kubayangkan, betapa berat beban yang dipikul pundaknya yang mulai rapuh..

5 Tahun pertama terlewati. Berat. Sangat berat.
Hidup seolah berjalan lambat…
Bagaimana mudah menghidupi 5 orang anak sendirian. Tapi tak pernah sedikitpun kulihat ibu menangis ataupun mengeluh. Walaupun aku tau, dalam hatinya, dia sudah lelah..
Dari beliau aku belajar banyak tentang kehidupan yang sebenarnya. Menghadapi kenyataan yang mungkin sangat jarang bersahabat dalam hidup kami.
Ibu yang selalu menomor satukan pendidikan anaknya, dengan alasan yang tulus, “agar kehidupan kamu ke depannya lebih baik dari yang ibu beri” 
Subhanallah ya Allah,… bahkan disaat dia sudah tua dan rapuh beginipun, dia masih memikirkan kami.. anak anak yang sering membuatnya kecewa mengurut dada…


Pengorbanan dan perjuangan tulus itu tak akan pernah sia sia.
Itu yang selalu aku aku pegang dalam hati.

Aku kecil berjuang dengan caraku sendiri untuk ibu, meski tak seberapa dibanding semua pengorbanannya.
Alhamdulillah, dengan usaha semampuku, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, aku mendapatkan beasiswa untuk siswa berprestasi. Berlanjut hingga aku menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan.
Alhamdulillah ibu.. kini bebanmu sedikit berkurang.. ini perjuangan pertamaku untuk Ibu..

13 Tahun yang berat akhirnya terlewati Ibu..
Ibuku sayang berhasil menyekolahkan semua anaknya walau hanya sampai di bangku Sekolah Menengah Atas.
Tapi kami bersyukur ibu. Bersyukur, karna kami masih memilikimu di hidup ini..
Sekarang, biarkan aku menjagamu ibu, berusaha membalas semua pengorbanan tulus itu, walau tak kan pernah terbalas, dan tak sesuai dengan pengorbanan ibu selama ini untuk kami.. Menjaga dan merawat ibu dengan caraku sendiri..

Sekarang aku sudah bekerja ibu, Alhamdulillah, walau mungkin hasilnya tak seberapa untuk hidup kita. Tapi sosok ibu yang selalu mengajarkan aku sabar, selalu memberikan semangat saat aku lelah dengan rutinitas dunia ini..
Ibu yang selalu menyambutku saat pulang kerja dengan senyum kriputnya yang tulus, dengan candaan dan tawa yang membuat rasa letih dan jenuh hilang..

Seperti kata almarhum ayah dulu, ..
 “ Dunia ini hanya sementara, semua yang dititipkanNya, suatu hari nanti kan diambil kembali.. dan kita yang kecil ini tak berarti apa apa dihadapanNya nanti..
Dan kehidupan yang kekal nanti, adalah disana, tempat indah yang diberikan Tuhan untuk kita dengan berbekal amal dan agama “

Mungkin, sekarang aku belum bisa buat ibu bangga. Tapi taukah ibu, selalu ada do’a untuk ibu.. do’a agar kita termasuk dalam golongan yang dijanjikan Tuhan tempat indah itu, surgaNya yang abadi…











0 komentar:

Posting Komentar